Jenis lumba - lumba yang dipakai untuk melakukan terapi terhadap pasien autis, stroke, kanker, bahkan beberapa penyakit lain, adalah lumba - lumba mulut botol dimana populasinya sangat banyak diperairan Indonesia.
Sampai sejauh ini para ahli kesehatan hanya bisa mengnyimpulkan bahwa kemampuan sonar-lah yang dimiliki lumba - lumba, sehingga membuat ikan ini dapat menyembuhkan penyakit yang diderita manusia, namun secara ilmiah belum dapat dibuktikan.
Sonar pada lumba - lumba merupakan gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang keluar melalui moncongnya lalu memantul kembali ke lumba - lumba, untuk mengenal lingkungan disekelilingnya, dan untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Kekuatan sonar lumba - lumba mampu mengirim 1 kilowatt daya akustik, dan konon dapat menembus tembok setebal 30 cm. Bisa dibayangkan bagaimana kekuatan ini jika menembus otak dan syaraf manusia yang hanya terbungkus kulit dan tengkorak tipis.
Dengan sonar ini pula, ikan lumba - lumba dengan sendirinya mampu mengenali bagian tubuh mana pada diri seorang pasien yang mengalami gangguan kesehatan. Tanpa diperintahkan oleh seorang pelatih, lumba - lumba dapat menemukan dengan sendirinya bagian tubuh manusia yang perlu disembuhkannya tadi.
Berikut langkah dari terapi lumba - lumba yang dilakukan terhadap seorang pasien autis, stroke, kanker, dan beberapa penyakit lain:
- Pada hari pertama sebagai tahap awal, lumba - lumba biasanya terlebih dahulu memulai beradaptasi dengan si pasien yang diapungkan diatas air, sambil mengitari pasien tersebut.
- Hari berikutnya, lumba - lumba mula berinteraksi memberikan totokan dan gigitan lembut pada bagian tubuh pasien yang menderita penyakit. Sesekali Si lumba - lumba juga mengibaskan tubuhnya kebagian tubuh pasien yang sakit.
Bagian tubuh dari seorang pasien yang diterapi oleh lumba - lumba, tiap hari letaknya berbeda. Seolah - olah ikan ini tahu bahwa untuk menyembuhkan salah satu jenis penyakit yang diobatinya, ia harus menotok dan menggigit lembut bagian tubuh tertentu dari Si pasien.
- Terapi yang dilakukan terhadap pasien biasanya selama 10 hari berturut - turut.
Selama melakukan terapi lumba - lumba pasien tetap dianjurkan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar